LUWUK- Saat roda pesawat menyentuh landasan di Bandara Syukuran Aminuddin Amir di Luwuk, Rabu (6/11/2013) siang, terlihat alat berat meratakan tebing di samping landasan yang kering kerontang. Meskipun baru melayani penerbangan dua maskapai setiap hari, namun Bandara Syukuran Aminuddin Amir mulai berbenah untuk mengantisipasi penambahan penerbangan.
Di mana Luwuk? Mungkin tidak semua orang tahu persis letak Luwuk. Namun, siapa sangka di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah terdapat sebuah hotel bintang tiga yang ditempuh cuma 10 menit berkendaraan dari bandara yang berjarak 5 kilometer. Posisi hotel begitu strategis yakni di dataran tinggi, tepatnya di Jalan Mandapar, Kawasan Bukit Halimun, Tanjung Tuwis. Posisi hotel menghadap ke pantai. Itulah Hotel Aston Luwuk & Conference Center.
"Dulu ini kebun jagung, sekarang jadi hotel," kata Soenardi Sudartan, Dirut PT Nyiur Mas Mandiri, pemilik Hotel Aston Luwuk, saat bincang-bincang di beranda hotel, Rabu malam.
Soenardi pun mengisahkan pengalaman masa lalunya ketika pertama kali ke Luwuk tahun 1984 saat berprofesi sebagai dokter. "Dulu susah mencari penerbangan ke Luwuk, apalagi hotel," kata Soenardi yang juga dokter syaraf ini.
Berkat migas serta hasil bumi seperti kopra, cengkeh, pala dan kelapa, nama Luwuk semakin dikenal. Pekerja migas silih berganti berdatangan ke Luwuk dan mereka jelas membutuhkan tempat menginap. Di atas lahan seluas 7,8 hektare, Soenardi menggandeng Archipelago International mendirikan Hotel Aston di Luwuk pada Februari 2012 dengan investasi sekitar Rp 95 miliar.
Menurut Rachmad Basuki, General Manager Aston Luwuk, saat pertama kali tiba dan diberi tanggung jawab mengelola Hotel Aston Luwuk dirinya kaget. "Pertama datang, saya shock melihat kondisi Luwuk yang masih minim infrastruktur untuk menunjang bisnis perhotelan," katanya.
ARSIP ASTON LUWUK HOTEL AND CONFERENCE CENTERKamar di Aston Luwuk Hotel and Conference Center, di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Namun, melihat potensi Luwuk yang kaya migas dan hasil bumi, Rachmad yakin kota Luwuk akan berkembang. Saat ini, kunjungan pegawai migas ke Luwuk terus meningkat. Itu bisa terlihat dari padatnya penumpang Wings Air dan Sriwijaya Air yang melayani rute Makassar-Luwuk setiap hari.
Peluang inilah yang hendak ditangkap Aston Luwuk. Meski sekarang para tamu didominasi kalangan bisnis, ke depan seiring dengan berkembangnya pariwisata Luwuk, tak tertutup kemungkinan untuk dikunjungi wisatawan.
Hotel yang mulai beroperasi awal Oktober 2013 ini memiliki 92 kamar dengan tipe superior, deluxe, junior suite dan presidential suite. Hotel ini memiliki tiga meeting room yang masing-masing mampu menampung 20-40 orang. "Selain itu kita memiliki ballroom untuk 1.200 orang," katanya.
Hal yang paling dibanggakan Soenardi adalah kolam renang yang ada di hotel ini. "Ini (kolam renang) merupakan satu-satunya di (hotel) Luwuk," ujarnya.
Rencana Soenardi ke depan adalah membangun Wing 3 dan Wing 4 sehingga jumlah kamar di Hotel Aston mencapai 135 kamar. "Grand opening direncanakan Desember mendatang," katanya.
Melihat potensi Luwuk, Soenardi yakin investasi yang telah ditanam akan kembali dalam waktu 7 tahun. Begitu juga Rachmad sangat optimistis Kota Luwuk akan berkembang di masa mendatang. Sampai sekarang di Luwuk baru ada satu sekolah pariwisata setingkat SMK. Untuk merekrut staf lokal bekerja di Aston Luwuk, Hotel Aston melakukan kerja sama dalam hal merancang materi pelajaran di SMK tersebut.
Sebagai hotel berbintang pertama di Luwuk, Rachmad pun sadar, Hotel Aston harus memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding para pesaing yang siap-siap untuk mendirikan bisnis perhotelan. Rachmad pun tak khawatir dengan kompetisi bisnis perhotelan di Luwuk jika melihat potensi Luwuk yang mulai menggeliat. "Luwuk ini ibarat mutiara yang belum diasah," katanya. (sumber : KOMPAS.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar