Ditemukan Keluarga dan Polisi, Atas Bantuan Densus 88
LUWUK-Ini adalah peringatan bagi para orang tua, agar tidak membiarkan anak gadisnya bebas menggunakan media sosial seperti facebook dan jejaringan sosial lainnya. Pasalnya, salah satu gadis asal desa Sumber Mulya kecamatan Nuhon kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, dibawa kabur pemuda asal desa Bone-Bone Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Barat, yang jaraknya ratusan kilometer.
Sebut saja Mawar (15), gadis yang baru menginjakkan kaki di bangku SMA ini, ditemukan keluarganya setelah sepuluh hari lamanya dibawa kabur ke kampung halaman sang lelaki. Diceritakan, awal mula kejadian keduanya berkenalan melalui jejaringan sosial Facebook. Merasa mendapat sambutan baik, AL si pria tersebut nekad mendatangi Mawar. Sebelum datang, AL sempat meminta kepada Mawar untuk mencarikan kos-kosan untuknya di Nuhon, sehingganya saat tiba AL langsung menempati kos yang dicarikan Mawar. Sejak itulah, hubungan keduanya semakin erat, setiap pulang sekolah Mawar selalu mampir ke kos sang pria kenalannya itu. Tak hanya sekedar berkenalan, keduanya bahkan telah beberapa kali melakukan hubungan layaknya suami isteri.
Dijanjikan bakal dinikahi, Mawar mau saja ketika diajak kabur oleh AL ke daerah asalnya. Namun, setelah beberapa hari tiba, janji AL untuk menikahi dirinya tak kunjung dilakukan. Mawar pun mulai merasa dibohongi. Namun, karena jarak yang jauh dan takut menghubungi keluarga, dirinya masih menunggu janji sang pacar. Sementara itu, keluarga Mawar pusing tujuh keliling mencari keberadaannya. Tak habis akal, pihak keluarga kemudian melaporkan kehilangan anaknya itu, atas kerjasama kepolisian polsek Nuhon dan kepolisian Bone-Bone, Mawar akhirnya berhasil ditemukan di desa Bone-Bone Sulawesi Barat. Tak hanya menjemput Mawar, polisi juga menangkap AL karena membawa kabur dan melakukan hubungan tak pantas kepada Mawar yang masih berstatus dibawah umur."Kita tau dia (Mawar,red) ada di Bone-Bone atas bantuan polisi melalui densus 88 yang melacak sinyal handphone Mawar. Saat tau, polisi dan keluarga langsung berangkat menjemput Mawar," terang salah satu kerabat dekat Mawar, Kamis (9/1) kemarin kepada sejumlah media saat persidangan tengah dilakukan dengan tertutup.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Luwuk, Shendy Pradana SH, saat dikonfirmasi juga membenarkan hal itu. "Berdasarkan pengakuannya, sejak tinggal di kos-kosan, Mawar selalu mampir, dan mereka telah melakukan hubungan badan hingga 10 kali. Selama 10 hari dalam pelarian itu, setiap harinya mereka melakukan hubungan badan sebanyak dua kali," kata Shendy Pradana SH usai persidangan.
news.luwukpost.info
Kamis, 09 Januari 2014
Perpusda Sengaja Dibakar?
Polisi Diminta
Usut
Tuntas Kasus
Kebakaran
LUWUK-Kepolisian
harus mengusut tuntas penyebab terjadinya kebakaran di kantor satu atap
perpustakaan dan arsip daerah. Pengusutan itu perlu dilakukan agar korsleting
listrik atau kompor meledak tidak selalu dijadikan penyebab kebakaran.
Ketua BEM Fisip
Unismuh, Muh Arbes Lamusu, Rabu (8/1), mengatakan, berdasarkan pengakuan kepala
perpustakaan daerah jika taksiran sementara kerugian itu mencapai Rp 5 Miliar
bukanlah jumlah yang sedikit. Olehnya, pihak kepolisian perlu mengusut kasus
kebakaran ini, dan memastikan penyebabnya."Kita tidak ingin berprasangka
buruk, namun melihat jumlah kerugian, dan keluhan keberadaan kantor itu selama
ini, saya rasa perlu diusut tuntas oleh kepolisian penyebab pastinya,"
kata Arbes.
Pria yang kini
ikut dalam pertarungan pencalonan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unismuh
ini, juga meminta kepolisian untuk mengawasi lokasi kebakaran. Hal itu
dimaksudkan agar tidak terjadi pencurian beberapa barang yang masih bernilai
uang, dan juga untuk menjaga agar kondisi tempat kejadian kebakaran tidak
dirusak.
PERPUSDA SENGAJA
DIBAKAR ?
Arif, salah satu
staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengungkapkan sebelum kejadian
ada seorang ibu yang sempat melihat di bagian samping kantor terparkir satu
unit sepeda motor mio soul. Setelah kendaraan tersebut pergi, dirinya kemudian
melihat terjadi kebakaran. Sayangnya, saat ditanyakan siapa wanita yang
menceritakan hal itu kepadanya, Arif mengaku tidak mengenalnya."Itu ibu
bilang ada motor mio soul disini, ketika dia pergi barulah terjadi kebakaran.
Itu ibu kira motornya pegawai disini, tapi anak-anak yang tinggal disini
katanya tidak kenal," terang Arif yang diamini, Dini dan Yono (orang yang
berada di lokasi saat kejadian,red).
Beragam Asumsi Bermunculan, Lebih Banyak Sepakat Bukan Terbakar "melainkan dibakar"
Kebakaran yang menimpa kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah kabupaten Banggai, Rabut (8/1) lalu, diduga sengaja dibakar oknum tertentu guna menghilangkan berbagai arsip penting terkait sejumlah proyek tak beres di tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan sejumlah masyarakat, salah satunya Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Luwuk, Faisal Lalimu, Kamis (9/1) kemarin.
Dikatakan, kebakaran itu menimbulkan sejumlah pertanyaan besar. Pasalnya, kantor tersebut merupakan tempat penyimpanan arsip-arsip penting daerah, yang pastinya segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek tak beres pun terdapat arsipnya."Saya kira Asumsi masyarakat terkait kantor itu sengaja dibakar, tidak bisa disalahkan. Karena kantor tersebut merupakan tempat penyimpanan arsip termasuk proyek-proyek tak beres tahun kemarin," terang Faisal.
Tak hanya itu, Faisal pun menduga jika kondisi kantor itu pun menjadi salah satu penyebabnya terbakar. Sebab, sebelumnya kepindahan kantor perpustakaan dan arsip daerah dari lokasi sebelumnya di samping Gedung Wanita ke eks kantor camat dan kantor BPBD sempat menjadi perbincangan. Banyak yang merasa kondisi kantor tak lagi layak, serta adapula yang beralasan lokasinya tak layak sebagai kantor perpustakaan."Kemungkinan memang sengaja dibakar ini, biar cepat pindah," kata Faisal lagi.
Asumsi masyarakat baik itu dalam perbincangan langsung dengan awak media maupun melalui media jejaringan sosial banyak yang menduga-duga jika kantor tersebut sengaja dibakar oknum tak bertanggungjawab. Alasannya, selain kantor tersebut merupakan tempat penyimpanan arsip penting daerah. Sumber kebakaran yang sebelumnya beredar berasal dari korsleting listrik, dirasakan janggal."Listrik sekarang kalau ada yang korslet pasti MCBnya langsung turun, dan aliran listrik mati. Jadi tidak mungkin itu karena korsleting, itu kemungkinan besar sengaja dibakar," tandas Ari, warga Luwuk.
Humas PLN cabang Luwuk, Dicky Polii pun saat dimintai keterangannya mengatakan jika hasil pemeriksaan teknisi PLN, saat kebakaran kondisi listrik dalam keadaan aman. Namun, jika menggunakan pendingin ruangan dan preonnya habis, hal itu bisa juga menjadi penyebab terjadinya percikan api."Kalau hasil pemeriksaan teknisi katanya status instalasi pada kondisi aman, tapi bisa jadi jika ada pendingin ruangan yang kehabisan preonnya dan dibiarkan hidup terus akan panas dan meledak," terang Dicky via telepon selulernya.
Sebelumnya, sejumlah pihak juga sempat mengungkapkan jika ada satu unit AC diruangan yang dibiarkan hidup terus selama tiga hari. Dan mereka berpendapat jika kebakaran itu berasal dari AC yang hidup itu. Sebab, sumber api yang dilihat saksi pertama kali pun di lokasi yang sama. Akan tetapi, sejumlah pihak pun menyatakan jika AC yang dibiarkan hidup tersebut merupakan AC yang baru dipasang, kemungkinan untuk kehabisan freon sangan kecil."Dorang (pegawai perpustakaan,red) itu AC baru dipasang tiga hari, jadi tidak mungkin kehabisan freon," kata Jay salah satu warga yang sempat menyaksikan peristiwa kebakaran rabu subuh itu.
Dikatakan, kebakaran itu menimbulkan sejumlah pertanyaan besar. Pasalnya, kantor tersebut merupakan tempat penyimpanan arsip-arsip penting daerah, yang pastinya segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek tak beres pun terdapat arsipnya."Saya kira Asumsi masyarakat terkait kantor itu sengaja dibakar, tidak bisa disalahkan. Karena kantor tersebut merupakan tempat penyimpanan arsip termasuk proyek-proyek tak beres tahun kemarin," terang Faisal.
Tak hanya itu, Faisal pun menduga jika kondisi kantor itu pun menjadi salah satu penyebabnya terbakar. Sebab, sebelumnya kepindahan kantor perpustakaan dan arsip daerah dari lokasi sebelumnya di samping Gedung Wanita ke eks kantor camat dan kantor BPBD sempat menjadi perbincangan. Banyak yang merasa kondisi kantor tak lagi layak, serta adapula yang beralasan lokasinya tak layak sebagai kantor perpustakaan."Kemungkinan memang sengaja dibakar ini, biar cepat pindah," kata Faisal lagi.
Asumsi masyarakat baik itu dalam perbincangan langsung dengan awak media maupun melalui media jejaringan sosial banyak yang menduga-duga jika kantor tersebut sengaja dibakar oknum tak bertanggungjawab. Alasannya, selain kantor tersebut merupakan tempat penyimpanan arsip penting daerah. Sumber kebakaran yang sebelumnya beredar berasal dari korsleting listrik, dirasakan janggal."Listrik sekarang kalau ada yang korslet pasti MCBnya langsung turun, dan aliran listrik mati. Jadi tidak mungkin itu karena korsleting, itu kemungkinan besar sengaja dibakar," tandas Ari, warga Luwuk.
Humas PLN cabang Luwuk, Dicky Polii pun saat dimintai keterangannya mengatakan jika hasil pemeriksaan teknisi PLN, saat kebakaran kondisi listrik dalam keadaan aman. Namun, jika menggunakan pendingin ruangan dan preonnya habis, hal itu bisa juga menjadi penyebab terjadinya percikan api."Kalau hasil pemeriksaan teknisi katanya status instalasi pada kondisi aman, tapi bisa jadi jika ada pendingin ruangan yang kehabisan preonnya dan dibiarkan hidup terus akan panas dan meledak," terang Dicky via telepon selulernya.
Sebelumnya, sejumlah pihak juga sempat mengungkapkan jika ada satu unit AC diruangan yang dibiarkan hidup terus selama tiga hari. Dan mereka berpendapat jika kebakaran itu berasal dari AC yang hidup itu. Sebab, sumber api yang dilihat saksi pertama kali pun di lokasi yang sama. Akan tetapi, sejumlah pihak pun menyatakan jika AC yang dibiarkan hidup tersebut merupakan AC yang baru dipasang, kemungkinan untuk kehabisan freon sangan kecil."Dorang (pegawai perpustakaan,red) itu AC baru dipasang tiga hari, jadi tidak mungkin kehabisan freon," kata Jay salah satu warga yang sempat menyaksikan peristiwa kebakaran rabu subuh itu.
Sementara itu,
Kapolres Banggai, AKBP Dulfi Muis, S.Ik, SH, MH saat dikonfirmasi mengatakan
pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan, untuk dapat mengungkap
penyebab pasti kebakaran itu."Kita masih tunggu hasil penyelidikan dari
unit identifikasi, untuk mengetahui penyebab pastinya," terang Dulfi.
Keberadaan
Perpustakaan dan arsip daerah di bangunan bekas kantor camat dan kantor BPBD
tersebut, sebelumnya sempat dikeluhkan. Pasalnya bangunan tersebut merupakan
bangunan lama. Namun oleh pemerintah masih dianggap layak untuk digunakan.
(sumber : Luwuk Post)
Kantor Perpustakaan Ludes Terbakar
Diduga Api Berasal dari
(sumber : Luwuk Post)
Ruangan Kepala Kantor
Ribuan Buku Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 5 Miliar
LUWUK-Kantor perpustakaan daerah Kabupaten
Banggai terbakar. Tak ada satupun barang yang dapat diselamatkan saat kebakaran
yang terjadi, sekira pukul 03.00, Rabu (8/1) kemarin.
Informasi yang berhasil dihimpun koran ini
menyebutkan, kebakaran yang terjadi saat warga tertidur lelap itu, diduga
terjadi akibat arus pendek listrik yang berasal dari ruangan kepala kantor
Perpustakaan Daerah. Api kemudian dengan
cepat membesar dan menyambar bagian dari bangunan lainnya hingga membakar habis
bangunan yang berisi ribuan buku dan arsip daerah itu. Beberapa pemuda yang menempati
ruangan bagian belakang kantor, mengaku tidak mengetahui pasti penyebab
kebakaran.
Hanya saja ketika salah satu dari mereka
terbangun dan mengetahui adanya kebakaran, titik api pertama kali terlihat dari
ruangan Kepala Kantor Perpustakaan Daerah. Informasi lain menyebutkan jika salah satu ruangan di kantor
itu baru dipasangi pendingin (AC,red), dan sudah tiga hari tidak dimatikan.
Namun, salah satu pegawai membantah
pernyataan rekannya itu, dengan mengatakan jika setiap harinya sebelum pulang,
dirinya selalu mengontrol setiap ruangan dan mematikan AC dan mencabut colokan
listrik yang masih terhubung.
Dikantor tersebut menetap beberapa pemuda,
antara lain, Risman yang merupakan pegawai honorer BPBD serta beberapa
sepupunya yang masih sekolah. Namun, saat kejadian, Risman tengah berada di
kecamatan Toili dan baru pulang setelah mengetahui adanya kebakaran itu.
"Yang bangun duluan Sain, baru dia kase
bangun torang. Waktu saya liat api yang so besar, ada diruangan tengah mungkin
ruangan kepala perpustakaan. Karena panik, torang hanya fokus selamatkan motor
dan ijasah, yang lain tidak sempat dikeluarkan. Selain itu, ruangan lainnya
juga terkunci," kata Yono, salah satu sepupu Risman.
Pemadam kebakaran yang mendapatkan informasi
langsung ke lokasi dan melakukan upaya penyelamatan, namun sejumlah barang tak
bisa diambil lagi. Sebab api telah membesar, dan membakar sejumlah ruangan yang
berisi barang-barang mudah terbakar seperti buku-buku bacaan, tiga unit kendaraan
pemadam kebakaran baru berhasil mengendalikan api sekira pukul 04.30 wita. "Apinya
mati total nanti jam 6 pagi," terang salah satu warga.
Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kamil Datu
Adam saat dikonfirmasi mengungkapkan sebanyak 26 ribu buku bacaan hangus
terbakar. Taksiran sementara kerugian akibat kebakaran gedung dan isinya
sebesar Rp5 miliar. Kamil juga berharap kantor baru untuk Perpustakaan dan
Arsip daerah dapat segera dibangunkan lagi. "Untuk sementara kita akan
mengusulkan untuk berkantor di kantor BPPT lantai dua, namun saat ini kita
masih menunggu keputusan Bupati Banggai," terang Kamil. (sumber : Luwuk Post)
Minggu, 05 Januari 2014
Empat Porter Lion Air Jadi Tersangka
Pencurian Perhiasan Milik Istri Polisi di Kabin Pesawat
PONTIANAK – Penyidikan kasus pencurian perhiasan yang kabarnya senilai Rp 19
miliar milik Titi Yusnawati, istri pejabat Polda Kalbar AKBP Idha Endi
Prasetyono, terus berjalan. Tim penyidik kemarin (5/1) menetapkan empat porter
sebagai tersangka pencurian yang terjadi di bagasi pesawat Lion Air JT 715 dari
Pontianak tujuan Jakarta Jumat lalu (3/1). Empat tersangka
itu adalah karyawan Pratita Titian Nusantara selaku grup handling
maskapai Lion Air.
Selain memeriksa belasan porter tersebut, penyidik akan memeriksa petugas bagian X-ray. ”Sejauh mana keterlibatan mereka, kita akan periksa semua, termasuk bagian X-ray. Bandara harus steril,” tegasnya.
Direktur Reserse
dan Kriminal Umum Polda Kalbar Kombes Rudi Hartono mengatakan, diduga para tersangka
merupakan sindikat yang melakukan pencurian bagasi penumpang secara
terstruktur. Setiap pelaku memiliki peran. ”Kalau melihat cara kerja mereka,
mereka ada sindikat karena dilakukan secara bersama-sama dan memiliki peran
masing-masing. Bahkan, sistem
kerja mereka juga terstruktur,” kata Rudi di Mapolda Kalbar kemarin.
Rudi menyebutkan, sebelum menetapkan tersangka, pihaknya memeriksa 12
porter yang diduga juga terlibat dalam aksi pencurian itu. ”Dari pemeriksaan 12
orang itu, mengarah pada empat orang tersebut, kemungkinan bisa bertambah dan
berkembang. Karena berdasar keterangan, beberapa dari mereka mengetahui
perbuatan pelaku,” jelas Rudi. Selain memeriksa belasan porter tersebut, penyidik akan memeriksa petugas bagian X-ray. ”Sejauh mana keterlibatan mereka, kita akan periksa semua, termasuk bagian X-ray. Bandara harus steril,” tegasnya.
Ditanya soal nominal atau nilai perhiasan yang dicuri, Rudi tidak bisa
memastikan. ”Berapa nilainya, kita juga tidak tahu. Karena saya bukan ahli berlian. Namun, jika
diperlukan, kita akan minta bantuan saksi ahli. Agar masalah nilai atau nominal
ini tidak menjadi polemik dan semua bisa klir,” lanjutnya.
Sementara itu, barang bukti yang dapat diamankan dari tangan pelaku berupa 2
cincin kawin emas kuning, 1 cincin emas kuning, 3 cincin emas putih, 1 rantai
emas putih, 1 rantai emas kuning, 1 gelang emas putih, 1 bandul kalung emas
kuning, 1 kalung berliontin emas putih, 1 pasang anting emas putih bermata
mutiara, 1 anting emas putih, dan 1 jam tangan merek Rolex.
Ke depan, lanjut Rudi, pengamanan terhadap Bandara Supadio, Pontianak,
diperketat. Polda Kalbar akan berkoordinasi dengan pihak PT Angkasa Pura (AP)
II untuk menempatkan personel Kantor Pelaksana Pengamanan
Pelabuhan Udara (KP3U) di lokasi rawan yang tidak terpantau CCTV. ”Untuk
pengamanan, sebenarnya di sana (bandara) sudah ada KP3U, namun bagaimana
SOP-nya, nanti kita koordinasikan dengan pihak bandara,” terangnya.
Menurut Rudi, aksi pencurian bagasi penumpang di lambung pesawat bukan kali
pertama. ”Kita akan cek, apakah sebelumnya memang ada laporan yang masuk atau
tidak. Kalau ada, kita akan konfrontasi,” lanjut Rudi.
Selain akan memeriksa beberapa orang yang diduga terlibat dalam aksi
pencurian itu, tambah Rudi, pihaknya akan memeriksa Titi Yusnawati dan suaminya,
AKBP Idha Endi Prasetyono, terkait dengan asal kepemilikan perhiasan yang konon
mencapai belasan miliar rupiah itu. ”Kami juga akan periksa mereka. Dari mana
asal usul perhiasan itu, kalau memang membeli, apakah ada nota pembeliannya,
dan beli dari mana. Itu yang masih kita telusuri,” tambahnya.
Sementara itu, Supandi, salah seorang tersangka yang berhasil diwawancarai Pontianak
Post (Jawa Pos Group), mengaku sudah setahun bekerja sebagai porter
Lion Air. Selama itu dia sudah melakukan pencurian bagasi penumpang sepuluh
kali. Untuk melancarkan aksinya, Supandi bekerja sama dengan empat rekannya
yang lain. Selama ini dia berperan sebagai eksekutor dalam pencurian bagasi
penumpang pesawat tersebut. ”Setiap kali saya dapat barang, barang itu saya
serahkan kepada Agung dan Ateng, petugas GSE (ground support equipment). Kemudian, nanti hasilnya kita bagi
rata,” kata Supandi.
Menurut Supandi, aksi pencurian itu dilakukan di dalam lambung pesawat.
Lokasi tersebut dipilih karena tidak terpantau CCTV. Dalam beraksi, Supandi mencongkel
kunci pengaman koper (bag) dengan kunci motor yang sudah dirinya persiapkan.
Supandi menambahkan, perhiasan hasil curian itu rencananya dijual ke toko
emas. Namun, toko emas yang tak jauh dari bandara tidak mau menerima karena
perhiasan tersebut tak dilengkapi surat-surat. ”Rencananya kita jual. Tapi,
toko emasnya tidak mau terima, katanya takut, karena tidak ada surat-suratnya,”
ucapnya.
Selain perhiasan itu, Supandi mengaku sering mencuri rokok dan uang mulai Rp
200 ribu hingga Rp 1 juta milik penumpang. Dia juga pernah mencuri ponsel dan kamera
yang disimpan di bagasi. ”Tapi, yang paling sering rokok,” ujar Supandi.
Disinggung mengenai keterlibatan petugas X-ray, Supandi mengaku
tidak pernah berkomunikasi dengan pihak X-Ray. ”Saya tidak pernah
berkomunikasi dengan mereka, kami satu tim lima orang,” jelasnya.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, para tersangka dijerat dengan
pasal 362 dan 363 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. (sumber : JPNN)
Sehari Langsung Terbongkar
1. Kawanan pencuri beraksi pada
Jumat (3/1) pukul 16.10 di lambung Lion Air.
2. Supandi berperan sebagai
eksekutor.
3. Supandi mencongkel bag
(koper) dengan kunci motor.
4. Setelah mendapatkan barang
(perhiasan), Supandi menyerahkan kepada Agung dan Ateng, operator GSE.
5. Oleh Ateng, perhiasan itu
disimpan di rumah.
6. Malamnya Supandi mendatangi
rumah Ateng untuk memperlihatkan barang curian tersebut.
7. Perhiasan itu rencananya
dijual ke salah satu toko emas. Namun, toko emas tersebut tak mau menerima
karena tidak ada surat.
8. Karena pencuri itu takut,
perhiasan tersebut disimpan di pekarangan warga.
9. Sebelumnya Supandi mengambil 2
cincin, 2 gelang, dan jam tangan Rolex.
10. Sabtu (4/1) pukul 08.00
perhiasan ditemukan Joko Lelono, pemilik pekarangan.
Sepuluh Porter yang Diperiksa:
1. Supandi, berperan membawa tas
ke bagasi pesawat dan mencongkel tas korban. Dia mendapat bagian 2 gelang dan 2
cincin.
2. Agung, berperan sebagai
pencongkel dan mengambil perhiasan. Dia mendapat bagian 2 cincin, 1 kalung, dan
2 berlian.
3. Suheri, mengetahui aksi
pencurian itu.
4. Fitriadi, mengetahui aksi
pencurian itu dan mendapat bagian cincin.
5. Badawi, mengetahui dan tidak
mendapat bagian.
6. Sumirin, mengetahui dan tidak
mendapat bagian.
7. Rian setiawan, mengetahui dan
tidak mendapat bagian.
8. Mat Hari, mengetahui dan tidak
mendapat bagian.
9. Ateng, mengetahui dan tidak mendapat
bagian.
10. Darusal.
(illustrasi photo sumber : google)
(illustrasi photo sumber : google)
Membongkar Kebiasaan Lama Aparatur
SEKALI lagi kita menaruh hormat kepada Pemkab
Banggai yang terus memperlihatkan political will untuk membangun clean
and good governance. Setelah beberapa waktu lalu menggalang ikrar
antikorupsi, pemda kembali mewacanakan kontrak kerja bagi seluruh
aparatur pemerintahan di Kabupaten Banggai. Rencana itu bahkan
dipastikan mulai berjalan efektif 1 Januari 2014 mendatang.
Dengan kontrak kerja, pemda sebenarnya berharap kinerja aparatur pemerintah bisa lebih baik dan terukur. Tidak ada lagi PNS “pengangguran” yang tidak jelas tupoksinya sehingga lebih banyak menghabiskan waktu bermain game di komputer.
Harus diakui, banyaknya PNS di lingkungan pemerintahan yang berleha-leha di jam kerja sudah menjadi rahasia umum. Ketidakjelasan alur kerja serta beban kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pegawai yang melimpah di sejumlah SKPD, membuat banyak PNS tak tahu harus bekerja apa lagi. Jangan heran, tidak sedikit PNS yang kedapatan bermain game di jam kerja atau keluyuran di luar kantor sebelum jam istirahat. Atau bahkan lebih parah, ada PNS yang berminggu-minggu hingga berbulan-bulan tidak masuk kerja tanpa perasaan bersalah sama sekali.
Hmmm..kita tentu saja resah dengan perilaku PNS yang sedemikian ini. Meski tentu saja tidak semua aparatur berperilaku pongah seperti itu, namun tabiat seperti ini akan terus menggerus kewibawaan pemerintah yang memang sedang berada di titik nadir.
Sejatinya, sesuai filosofi pemerintahan, aparatur negara itu adalah pelayan publik. Mereka bekerja dan digaji dengan sebagian besar uang rakyat yang bersumber dari pajak yang dipungut dari rakyat. Alangkah nistanya jika ratusan miliar uang rakyat yang tiap tahun dikucurkan untuk membayar gaji aparatur itu disia-siakan. Rakyat bersusah payah membayar pajak, sementara aparatur berleha-leha dan menjadikan pekerjaannya sebagai tempat bersantai ria. Publik tentu saja terluka melihat pemandangan ini. Meskipun tidak banyak yang mampu mengekspresikan rasa kecewanya secara terbuka, namun yakinlah rakyat semakin pintar untuk menilai.
Karena itu, sekali lagi, kita memberi poin kepada pemda yang beritikad untuk membongkar kebiasaan lama itu. Upaya pemda untuk mengikat setiap aparatur dengan kontrak kerja adalah langkah yang tepat untuk menghentikan korupsi waktu yang sering dilakukan aparatur.
Namun, seyogyanya, kontrak kerjasama itu harus disertai dengan rambu-rambu dan indikator yang jelas. Sehingga bisa ketahuan mana aparatur yang benar-benar sudah bekerja baik dan mana tetap loyal dengan kebiasaan lamanya itu. Kita berharap cara ini bisa mengubah perilaku aparatur menjadi lebih baik.(sumber : Luwuk Post)
Dengan kontrak kerja, pemda sebenarnya berharap kinerja aparatur pemerintah bisa lebih baik dan terukur. Tidak ada lagi PNS “pengangguran” yang tidak jelas tupoksinya sehingga lebih banyak menghabiskan waktu bermain game di komputer.
Harus diakui, banyaknya PNS di lingkungan pemerintahan yang berleha-leha di jam kerja sudah menjadi rahasia umum. Ketidakjelasan alur kerja serta beban kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pegawai yang melimpah di sejumlah SKPD, membuat banyak PNS tak tahu harus bekerja apa lagi. Jangan heran, tidak sedikit PNS yang kedapatan bermain game di jam kerja atau keluyuran di luar kantor sebelum jam istirahat. Atau bahkan lebih parah, ada PNS yang berminggu-minggu hingga berbulan-bulan tidak masuk kerja tanpa perasaan bersalah sama sekali.
Hmmm..kita tentu saja resah dengan perilaku PNS yang sedemikian ini. Meski tentu saja tidak semua aparatur berperilaku pongah seperti itu, namun tabiat seperti ini akan terus menggerus kewibawaan pemerintah yang memang sedang berada di titik nadir.
Sejatinya, sesuai filosofi pemerintahan, aparatur negara itu adalah pelayan publik. Mereka bekerja dan digaji dengan sebagian besar uang rakyat yang bersumber dari pajak yang dipungut dari rakyat. Alangkah nistanya jika ratusan miliar uang rakyat yang tiap tahun dikucurkan untuk membayar gaji aparatur itu disia-siakan. Rakyat bersusah payah membayar pajak, sementara aparatur berleha-leha dan menjadikan pekerjaannya sebagai tempat bersantai ria. Publik tentu saja terluka melihat pemandangan ini. Meskipun tidak banyak yang mampu mengekspresikan rasa kecewanya secara terbuka, namun yakinlah rakyat semakin pintar untuk menilai.
Karena itu, sekali lagi, kita memberi poin kepada pemda yang beritikad untuk membongkar kebiasaan lama itu. Upaya pemda untuk mengikat setiap aparatur dengan kontrak kerja adalah langkah yang tepat untuk menghentikan korupsi waktu yang sering dilakukan aparatur.
Namun, seyogyanya, kontrak kerjasama itu harus disertai dengan rambu-rambu dan indikator yang jelas. Sehingga bisa ketahuan mana aparatur yang benar-benar sudah bekerja baik dan mana tetap loyal dengan kebiasaan lamanya itu. Kita berharap cara ini bisa mengubah perilaku aparatur menjadi lebih baik.(sumber : Luwuk Post)
Lulus Tes Belum Tentu Jadi CPNS
LUWUK- Honorer Kategori Dua (K2) yang telah
dinyatakan lulus ujian tertulis seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) belum tentu bakal mulus menjadi CPNS. Penekanan tersebut
disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banggai, Syamsuridjal
Poma ketika mengikuti rapat di Komisi A DPRD Banggai di ruang Fraksi
Golkar DPRD Banggai, Senin (30/12).
Mereka yang dinyatakan lulus ujian tertulis kata Syamsuridjal Poma, masih dilakukan verifikasi faktual. Verifikasi tersebut dilakukan untuk menelusuri apakah yang namanya lulus benar-benar honorer murni tercatat sebagai honorer sejak tahun 2005 hingga pengangkatan CPNS atau bukan. “Meskipun lulus ujian tertulis, belum tentu jadi CPNS,” kata Syamsuridjal.
Ia memastikan, mereka yang hanya “memanfaatkan” peluang pendataan honorer K2 atau siluman tak bakal diangkat menjadi Pamong Praja. Verifikasi factual dilakukan oleh tim. Tim akan melakukan verifikasi hingga ke akar-akarnya, seperti tetangga tempat si oknum honorer bermukim.
Tim verifikasi sebut Syamsuridjal melibatkan banyak kalangan. Seperti, penyidik kejaksaan, penyidik polri, lembaga dewan dan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Artinya, mereka yang bakal jadi CPNS benar-benar honorer murni.
Bagi yang lolos menjadi CPNS dan ternyata di belakang hari ditemukan bukanlah berasal dari honorer akan mendapatkan ancaman pidana. Baik yang bersangkutan maupun pimpinan satuan kerja yang mengeluarkan rekomendasi. Tak hanya sanksi pidana, tapi pengembalian seluruh uang negara yang diterimanya.
Bagi Syamsuridjal, sebagai kepala SKPD dirinya tak bakal membubuhkan tandatangan apabila yang bersangkutan bukanlah honorer. Berbeda, apabila oknum itu benar-benar honorer murni. Dia tak mau bubuhkan tandatangan, karena ancaman sanksi pidana tersebut. (sumber: Luwuk Post)
Mereka yang dinyatakan lulus ujian tertulis kata Syamsuridjal Poma, masih dilakukan verifikasi faktual. Verifikasi tersebut dilakukan untuk menelusuri apakah yang namanya lulus benar-benar honorer murni tercatat sebagai honorer sejak tahun 2005 hingga pengangkatan CPNS atau bukan. “Meskipun lulus ujian tertulis, belum tentu jadi CPNS,” kata Syamsuridjal.
Ia memastikan, mereka yang hanya “memanfaatkan” peluang pendataan honorer K2 atau siluman tak bakal diangkat menjadi Pamong Praja. Verifikasi factual dilakukan oleh tim. Tim akan melakukan verifikasi hingga ke akar-akarnya, seperti tetangga tempat si oknum honorer bermukim.
Tim verifikasi sebut Syamsuridjal melibatkan banyak kalangan. Seperti, penyidik kejaksaan, penyidik polri, lembaga dewan dan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Artinya, mereka yang bakal jadi CPNS benar-benar honorer murni.
Bagi yang lolos menjadi CPNS dan ternyata di belakang hari ditemukan bukanlah berasal dari honorer akan mendapatkan ancaman pidana. Baik yang bersangkutan maupun pimpinan satuan kerja yang mengeluarkan rekomendasi. Tak hanya sanksi pidana, tapi pengembalian seluruh uang negara yang diterimanya.
Bagi Syamsuridjal, sebagai kepala SKPD dirinya tak bakal membubuhkan tandatangan apabila yang bersangkutan bukanlah honorer. Berbeda, apabila oknum itu benar-benar honorer murni. Dia tak mau bubuhkan tandatangan, karena ancaman sanksi pidana tersebut. (sumber: Luwuk Post)
Kamis, 02 Januari 2014
Stock Miras Ludes Diborong Warga
‘ROSA’ Paling Diminati
LUWUK–Minuman keras nampaknya identik dengan pesta perayaan malam tahun baru. Pasalnya, selain berburu kembang api, sebagian warga jelang perayaan malam pergantian tahun, sudah menyiapkan stock minuman keras. Bahkan di sejumlah pedagang miras eceran, stock untuk satu bulan habis di borong warga.
Diantara jenis miras yang dijual bebas di pasaran lokal, yang paling laku di beli warga adalah Rosa alias robe samping atau dikenal dengan nama Captikus. Minuman keras tradisional ini harganya bahkan naik hingga 10 % saat perayaan malam tahun baru.
Yuko, salah seorang warga Luwuk yang ditemui ketika menunggu detik-detik pergantian tahun, Selasa (31/12) malam kemarin, mengaku sudah mempersiapkan miras dalam jumlah banyak untuk dikonsumsi bersama rekan-rekannya. Dan yang paling banyak jenisnya adalah captikus. “Tapi ada juga bir, pokoknya pagi kalo mo pagi,” ujarnya yang ketika itu sudah dalam pengaruh miras.
Dalam amatan Luwuk Post, di beberapa tempat yang menggelar kegiatan perpisahan tahun, nampak ada sajian minuman keras aneka jenis. Mulai dari yang harnya puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Dan tidak jarang, akibat mengkonsumsi miras berlebihan, terjadi tawuran antar sesama rekan minum. (sumber : LuwukPost)
Kemeriahan Perayaan Malam Pergantian Tahun
PESTA KEMBANG API : Meski sempat diguyur hujan, ribuan warga Luwuk tetap merayakan malam pergantian tahun dengan pesta kembang api.
LUWUK-Meskipun dalam guyuran hujan, perayaan malam pergantian tahun atau tahun baru 2014 rabu lalu. Beberapa lokasi keramaian seperti yang ada di ruas jalan MT Haryono, Tugu Adipura dan beberapa lokasi lainnya bahkan hingga sampai macet.
Petugas dari satuan polisi lalu lintas, dibantu anggota Dishub terlihat kewalahan mengatur arus lalu lintas dengan banyaknya kendaraan yang tumpah ke jalan saat itu. Tak ayal, kemacetan terjadi dibeberapa titik. Bahkan, di perempatan trafficlight depan Bank Mega, terlihat yang mengatur arus lalu lintasa adalah seorang security.
Kasat Lantas Polres Banggai, Iptu Indra kepada Luwuk Post mengatak jika seluruh anggota pada perayaan malam tahun baru dikerahkan untuk mengamankan beberapa titik keramaian yang ada."Ada juga beberapa anggota yang mobile (keliling,red) untuk memantau arus lalin," terangnya ketika ditemui di pos Lantas Adipura, Rabu (31/12) sekira pukul 10.30 wita.
Kemacetan juga terjadi di ruas jalan depan karaoke keluarga Happy Puppy pun terkena imbasnya. Hal itu dikarenakan banyaknya warga yang ingin merayakan pergantian tahun dengan keluarga untuk bernyanyi. Beruntung dilokasi itu juga dibantu oleh para pemuda setempat, sehingga kemacetan dapat teratasi."Ini karena yang dari kampung juga so datang kesini merayakan tahun baru 2014," kata Winda, warga Luwuk yang berpapasan dengan awak media saat itu.
Dentuman petasan, serta bunyi terompet dan kemeriahan kembang api pun terlihat jelas ketika waktu menunjukkan pukul 00.01 wita. Pesta kembang api terlihat dimana-mana. Sementara itu petugas dari Kepolisian, TNI, Dishub dan kelompok-kelompok pemuda terus memonitor kamtibmas dan arus lalin di beberapa lokasi.(van)
Langganan:
Postingan (Atom)